Selasa, 09 April 2013

Tahlilan / Maulid, Bagaimana Menyikapi Perbedaan Pandangan dalam Tahlilan & Maulid yang Sebagian Mengatakan Bid'ah?

Assalamu Alaikum wr. Wb

Buya saya mau bertanya : Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat di kalangan masyarakat seperti : Tahlilan, Perayaan Maulid Nabi dan sebagainya, di antara mereka ada yang mengatakan hal itu semua adalah Bid’ah, saya mohon pencerahannya Buya?
Hakim – Pabedilan – 08579741xxxx


Dikatakan oleh para Ulama menghukumi sesuatu itu harus tahu betul hakikat sesuatu yang dihukumi, maka tidak syah jika seseorang itu menghukumi Tahlil itu Bid’ah atau Maulid itu Bid’ah sebelum mengetahui apa hakikat Tahlil dan Maulid. Tahlil adalah membaca Dzikir dan beberapa ayat Al-Qur’an kemudian setelah selesai membaca Dzikir dan ayat-ayat pilihan tersebut bedo’a dan memohon kepada Allah di dalam do’a tersebut agar Allah SWT menyampaikan pahala kebaikan dari bacaan Dzikir dan Al-Qur’an tersebut kepada orang yang telah meninggal dunia. Para ulama menyebut Tahlil ini dengan istilah menghadiahkan pahala kepada orang yang telah meninggal dunia dan hukum menghadiahkan pahala kepada orang yang telah meninggal dunia telah disepakati oleh semua Madzhab dan Ulama tentang diperbolehkannya. Begitu juga masalah Maulid Nabi yang makna dari merayakan Maulid Nabi adalah mengagungkan dan menyanjung Nabi SAW. Mengagungkan dan menyanjung Nabi adalah sangat dianjurkan dan semua yang ada pada Nabi adalah layak untuk disanjung dan layak untuk diagungkan dan itulah yang dipahami oleh para ulama Salafunas Sholeh dari masa ke masa. Dan mengangungkan hari kelahiran Nabi termasuk bagian dari pengagungan terhadap Nabi SAW, dan hal ini bukan mengikuti tradisi orang yang ada di luar Islam akan tetapi ini mengkuti kaidah semua yang bersangkutan dengan Nabi adalah mulia dan layak untuk diagungkan. Akan tetapi cara mengagungkan Nabi harus dengan hal-hal yang dicintai dan di ridhoi oleh Nabi SAW seperti dengan bersedekah atau mengadakan festival sejarah Nabi dengan memacu para siswa untuk berlomba-lomba membaca sejarah nabi atau mengumpulkan kaum muslimin di satu tempat lalu ada salah satu dari mereka menyampaikan tentang keagungan Nabi SAW. Itulah maulid Nabi.


Wallahu ‘alam bish showab. 

Untuk bertanya silahkan ketik: Nama#Kota#Pertanyaan kirim ke 082335404145, pertanyaan akan dijawab dan dipostingkan di FB serta di harian kabar cirebon pada hari jum'at.

By: TIM Dakwah Al-Bahjah


Muslimah

11 komentar:

  1. saya setuju buya

    BalasHapus
  2. apakah rasulullah dan para sahabat melakukan maulid? adakah saran atau perintah dari quran atau hadis untuk merayakan maulid? apakah sahabat2 dekat rasulullah seperti abu bakr, usman, dan ali melakukan maulid?. segala praktek2 inovatif sperti ini itu bid'ah dan segala bentuk bid'ah adalah sesat. kalau emang kita benar2 mencintai rasul, maka ikutilah sunnah2nya, bukanya membuat hal2 baru untuk rasulullah?!. maka dari itu semoga allah melindungi kita dari bid'ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lu main hp juga bid'ah bro. Kalo gak tau definisi bid'ah jangan coba-coba membid'ah bid'ah kan orang bro. Kalo ngaji jangan tanggung tanggung bro, ngaji baru satu ayat sudah membid'ah bid'ah kan orang

      Hapus
    2. Main hape bukan bagian dari bid'ah akhi, krn bukan termasuk ibadah, sedangkan yg dikatakan bid'ah adalah ketika amalan yg berhubungan dgn ibadah... Walllahu a'lam bissawab

      Hapus
    3. Main hape bukan bagian dari bid'ah akhi, krn bukan termasuk ibadah, sedangkan yg dikatakan bid'ah adalah ketika amalan yg berhubungan dgn ibadah... Walllahu a'lam bissawab

      Hapus
  3. Kumaha --->>> kaya yg tau aja sunnah2 Rasulullah aja lu ah,,,kerjaan shari2 lu cm internetan apakah itu jg sunnah Rasulullah :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Punten ijinkan saya saja yg menjawab
      Internet itu bukan sunnah Rasulullah
      Itu hukumnya gak beda sma pisau

      Hapus
  4. Knp tahlil g pke baca quran ajja..Knp maulid nabi g pke acara baksos aja g usah nyanyi2 pke bhsa Arab..Mgkn lbh ke ibadah dari pd bid'ah..Yg di mksd Bid'ah itu dlm urusan agama,,bkn urusan duniawi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan hadits nya كل بدعة ضلالة, disitu Nabi tidak menyebutkan bid'ah urusan agama atau urusan dunia, maka nya para ulama yang mereka lebih faham dg perkataan Nabi membuat definisi tentang bid'ah, mana bid'ah yang boleh dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan, sebagai mana yang di katakan oleh sahabat Umar r.a tentang taraweh "نعمة البدعة هذه", loh kok sahabat Umar r.a mengatakan ada bid'ah yang baik, apakah beliau adalah orang yang bodoh?, tentu saja tidak, beliau adalah orang yang cerdas dan faham dengan yang disabdakan oleh Nabi tentang bid'ah. Semoga kita semua diberikan pemahaman yang benar tentang agama, Wallahu a’lam bishshowab.

      Hapus
  5. Tahlilan, maulidan, yasinan, waqiahan, haul,isra miraj dll yg dilakukan gak pernah diajarkan oleh Rasululloh dan para sahabat....ambil aman saja kalo amalan itu berpahala dan saya gak kerjakan saya gak dapat pahala dan gak dapat dosa juga....tapi kalo amalan itu sesat dan menyesatkan saya gak mengerjakan saya gak dapat dosa....SELESAI.

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum Buya,kalo ada 2 orang satu melakukan tahlilan dll,satu tidak melakukan tahlilan dll.menurut Buya siapa yg dapat pahala siapa yg tidak dapat di antara mereka.trus sebabnya apa mendapat pahala dan tidak dapat pahala.

    BalasHapus